Tuesday, March 12, 2013

Sayonara, Posterous!

It's been almost 5 years since my first post in Posterous. Really love all the features but then Twitter acquired it and finally kill it. Damn it! So I decided to move to a WP-based blog, get a hosting service, browse some theme, asked @budi for some technical help and now you can visit my new home at danielgiovanni.com.

See you there!

Thursday, November 22, 2012

Wednesday, November 21, 2012

Seruan Untuk Bangkit (A Call to Arms)

Tulisan di bawah ini ditulis oleh Chris 'Blane' Rowat, seorang praktisi parkour yang melatih di Parkour Generations di London, dan diposting di pinwc.com. Agar lebih mudah dibaca dan dicerna oleh teman-teman di Indonesia, tulisan ini diterjemahkan oleh Syariif Pontoh dan disunting oleh Willy Irawan. Selamat membaca dan kalau kamu merasa tulisan ini layak disebarkan, sebarkanlah! :)

---

 

Sejak kapan melintasi sebuah tembok sepanjang 30 meter dengan seorang anak menggantung di punggung Anda menjadi hal yang kurang penting dibandingkan melompat sejauh 18 kaki diantara dua gubuk dengan ‘pendaratan seperti di kotak pasir’? Saya tidak peduli dengan langkah panjang dan bersuara nyaring anda, pria berusia 43 tahun itu yang berumur dua kali lipat dari Anda, dua kali lebih kuat, serta ketika turun dari ketinggian 2 meter tidak menghasilkan suara sedikitpun.

Media_http2bpblogspot_wiici

Hal-hal yang harus dihiraukan dalam parkour, ternyata tidak dihiraukan -dan hal-hal yang secara luas dianggap mengesankan tidak lagi dianggap, setelah Anda menggaruk permukaannya. Sistem nilai kita telah dirusak.

Terkadang saya mencoba melihat parkour dari sudut pandang netral, seolah-olah saya belum pernah mendengar parkour sebelumnya.

Apa yang akan saya pikir jika saya menemukan Parkour sekarang sebagai anak berumur 17 tahun, pada tahun 2012? Saya membayangkan diri saya akan berpikir bahwa parkour tampak seperti menyenangkan dan saya mungkin akan menemukan diri saya ditarik ke bagian dari parkour namun saya akan melihat sesuatu yang sangat berbeda dari yang saya lihat 9 tahun yang lalu dan saya tahu hal itu tidak akan semenarik bagi saya dibandingkan dulu.

Jika Anda telah selesai membaca artikel ini dan percaya akan nilai-nilai yang saya yakini dapat ditemukan dalam parkour, maka semoga Anda akan setuju bahwa jika kita tidak melakukan upaya lebih untuk berbagi, maka nilai-nilai tersebut akan hilang. Pendatang baru hanya akan melihat lompatan besar ketimbang suatu praktik yang mudah diakses dan sangat serbaguna bagi siapa saja yang memiliki keinginan akan tantangan, menguji dan memperbaiki diri sendiri.

Apa yang saya lihat di parkour pada tahun 2003, pada umur 17:

  • Segelintir elit dengan gerakan berkualitas dan perhatian yang terperinci dalam setiap tindakan yang hanya dapat dicapai melalui ribuan jam praktik dan latihan mandiri.
  • Semangat bak pejuang tak gentar ketika berlatih dan pendekatan dalam menghadapapi tiap tantangan, baik fisik, teknis maupun mental.
  • Sebuah komunitas yang positif dan berkembang terinspirasi oleh orang-orang yang sebelumnya telah berkecimpung.
  • Sebuah sistem pelatihan dan komunitas yang menghargai semua aspek parkour secara setara, dan kesadaran kolektif yang tertarik pada praktik parkour untuk seumur hidup, bukan sekedar untuk beberapa bulan.

Apa yang saya lihat pada tahun 2012, pada umur 26:

  • Sebuah peningkatan besar dalam jumlah orang berlatih di seluruh dunia.
  • Lompatan-lompatan besar.
  • Pendaratan yang buruk.
  • Kompetisi.
  • Beberapa orang berpegang teguh pada cara-cara lama dan meragukan alasan mereka untuk melakukannya itu…
  • dan, pada akhirnya, pergeseran dalam apa yang dihargai dalam parkour.

Beberapa orang inilah serta pergeseran dalam apa yang dihargai di parkour yang menjadi kepedulian saya.

Saya bertanggung jawab untuk membiarkan pergeseran ini terjadi tanpa tentangan, sebagaimana orang lain dari ‘generasi saya’. Kami semua berdiri dan membiarkan Parkour berkembang dan berubah dan tumbuh di Internet tanpa pasang badan dan berkata, “Tunggu sebentar, itu bagus … tapi bagaimana dengan semua bagian lain dari Parkour yang membuat saya jatuh cinta? Di mana mereka ? “

Saya mencoba untuk melatih dengan nilai-nilai yang saya bicarakan ini dalam pikiran ketika saya bekerja dengan orang lain dan saya juga tahu banyak pria dan wanita yang berpengalaman dalam parkour melakukan hal yang sama, tapi itu tidaklah cukup untuk menjaga nilai-nilai yang sebagian dari kita sayangi dengan teguh yang terkandung pada beberapa kelas parkour di beberapa kota di seluruh dunia. Ada kebutuhan untuk menunjukkan ini dalam skala yang lebih besar jika kita ingin menjaga hidup nilai-nilai ini, dan yang lebih penting kita perlu membuat pernyataan yang cukup besar sehingga kita dapat ditemukan oleh orang-orang yang datang ke parkour untuk pertama kalinya mencari lebih dari sekedar lompatan besar.

Dalam beberapa tahun terakhir, bukannya memegang teguh serta percaya pada apa yang kita hargai dalam parkour seperti ketika kita pertama kali menemukannya, hari demi hari, video demi video, nilai-nilai tersebut sedang dirusak dan bahkan beberapa orang yang masih percaya Parkour itu untuk semua orang pada akhirnya merasa seperti mereka tertinggal dalam latihan mereka, tidak sebagus si anak baru, atau karena si orang baru dapat membuat lompatan itu dan Anda berpikir Anda tidak bisa, atau mungkin Anda bahkan tidak mau.

Tetapi jika Anda mengingat apa yang Anda hargai pada pertamakali, maka Anda tidak akan peduli tentang tidak mampu melompat sejauh ‘orang baru itu’. Ingat apa yang Anda pernah pikirkan? Apa pun lompatan, besar atau kecil … tanpa pendaratan yang baik? Kapan mengembangkan climb uppush-up handstandsquat max,quadrupedie Anda dan rekor dead-hang Anda menjadi hal yang kurang memuaskan daripada meningkatkan lompatan lari Anda ..?

Saya telah melihat berbagai kelompok orang berlatih bersama dan menyinyir kepada orang dibelakangnya yang sedang bersusah payah memperkuat pull-up-nya dengan jaket pemberat. Sejak kapan hal yang ia lakukan itu menjadi bagian yang inferior dari Parkour?

Tantangan fisik bukanlah hal yang baru di dunia parkour. Selama Parkour ada, tantangan fisik selalu menjadi bagian darinya. Bahkan, beberapa dari Anda sudah menyadarinya, jauh sebelum lompatan menjadi sorotan, tantangan-tantangan fisikadalah Parkour.

Tidak sebegitunya lagi. Tantangan fisik (bahkan, latihan fisik) adalah spesies langka dari parkour.

Media_http2bpblogspot_ucuqy

Dengan pergeseran penekanan selama beberapa tahun terakhir ini, Parkour bukanlah lagi tempat ujian yang sempurna untuk mencari tahu dari apa seseorang terbuat secara fisik, teknis, mental … dan emosional.

Sekarang ini sudah bukan lagi soal apakah Anda dapat berlari ke kota lain dan kembali pada sebuah petualangan sebelum matahari terbenam, bukan lagi tentang apakah Anda dapat mendorong mobil tua itu keatas bukit dengan teman-teman Anda yang telah bersama-sama tertawa dan menangis sepanjang hari… dan bukan lagi mengenai menghargai kemampuan untuk melompat ke dahan pohon basah jika sewaktu-waktu Anda harus menyelamatkan salah satu teman Anda yang terjebak disana.

Parkour sekarang dipandang oleh sebagian besar sebagai ‘suatu panggung’ untuk orang berbakat, kesempatan bagi orang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa melompat lebih jauh dari orang lain, dan mereka yang terbang dari berbagai belahan dunia untuk melakukan lompatan yang sama yang telah dilakukan oleh beberapa orang lain dalam video yang dia buat tahun lalu, oh tunggu, bahkan anda bisa melakukan side-flip di lompatan tersebut.

Saya melihat kompetisi menampilkan ‘atlet terbaik Parkour’ dunia dan ‘juara dunia’ mampu berlari kesana-kemari selama 37 detik berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih mengesankan daripada orang sebelumnya sebelum waktunya habis, atau sebelum mereka kehabisan stamina. 37 detik dari penampilan yang tidak berarti? Saya mengenal dan berlatih dengan pria dan wanita yang bisa bertahan 37 menit pada tingkat intensitas yang sama…

Siapa yang membiarkan omong kosong ini menyelinap masuk tak tertantang? Kapan ini menjadi suatu hal untuk difokuskan? Sejak kapan melompat lebih jauh dari orang lain menjadi hal yang sangat dihargai dalam parkour? Sejak kapan berpergian ke lokasi latihan orang lain dan mencoba untuk meniru gerakan seseorang menjadi sebuah tujuan? Saya benci mengatakannya, tapi kita membiarkan omong kosong ini masuk. Hari dimana kita mulai meragukan diri kita sendiri dan bertanya-tanya apakah memiliki lompatan besar mungkin suatu hal yang penting.

Berikut ini adalah Jesse Owens melompat sejauh 26 kaki (dan 5/8 inci) pada tahun 1936, Berlin, Jerman …

Lompatan tersebut merupakan lompatan besar bahkan oleh standar dan metodologi pelatihan tingkat tinggi saat ini.. dan lompatan itu jauh, lebih jauh daripada lompatan di antara dua dinding yang pernah dilakukan praktisi Parkour. Jadi mengapa komunitas Parkour (dan bahkan di dunia) sangat terkesan ketika seseorang melompat 18 kaki antara dua bangunan dan roboh seolah-olah ada kotak pasir seperti tempat Jesse mendarat di sisi jauh? Apakah karena mereka cukup berani untuk melakukannya melewati ‘gap’ tersebut? Dalam kebanyakan kasus, ketakutan mereka akan jatuh hanya dikalahkan oleh pikiran akan diabadikannya di YouTube ditonton ribuan orang dalam piyama mereka. Apakah itu ide Anda akan keberanian? Jika ya, silahkan tutup halaman ini sekarang karena tidak ada apa-apa di sini untuk Anda.

Tetapi memiliki alasan pribadi dan nilai untuk melakukan lompatan dengan risiko yang ditanggung demi membuktikan sesuatu untuk diri sendiri serta mengatasi ketakutan dan keraguan diri sendiri, untuk bertindak ketika segala sesuatu dalam diri Anda ingin berhenti dan pulang HANYA untuk memperbaiki diri sendiri, hal ini menunjukkan keberanian dan tekad. .. dan ini adalah beberapa nilai-nilai yang membangun Parkour. Nilai-nilai sama yang menghilang di depan mata kita. Berlari dan mendorong diri anda sekeras mungkin demi untuk memukau sisi lain di internet atau karena teman Anda melakukannya, hanya menunjukkan kenekatan dan menjanjikan umur pendek dalam parkour.

Saya ingin berpikir bahwa mayoritas orang yang membaca ini akan setuju bahwa parkour bukanlah Parkour tanpa beberapa nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai seperti keberanian, tekad, daya tahan, kekuatan, disiplin, dedikasi dan umur panjang. Nilai-nilai seperti kerendahan hati, dan altruisme. Integritas.

Ada banyak cara yang bisa kita bantu secara positif untuk menyalurkan masa depan disiplin ini namun sekaligus menolak untuk mengizinkan nilai-nilai seperti ini menjadi hilang dalam praktik latihan merupakan awal yang baik, dan tempat yang mudah untuk memulai.

Kita dapat menginspirasi praktisi generasi mendatang dan memungkinkan mereka untuk melihat bahwa Parkour lebih sekedar lompatan besar dengan tidak membiarkan pendapat kita tertidur.

Berkomentarlah pada video, meng-upload video Anda sendiri, menulis artikel, melatih, berbicara, melakukan perjalanan dan melatih Parkour dengan cara yang Anda percayai serta membiarkan orang melihat sisi itu ke manapun Anda pergi. Mewakilinya. Jadilah itu.

Nilai-nilai ini tidak harus menampakkan diri sebagai suatu tantangan seperti yang saya sebutkan sebelumnya, namun pada akhirnya satu-satunya cara agar kita dapat secara signifikan tumbuh adalah dengan menghadapi kesulitan dan beradaptasi untuk mengatasinya. Ini mungkin suatu bentuk ‘breaking a jump’, dalam melakukan sesuatu yang menakutkan Anda namun Anda percaya itu risiko yang layak untuk mengatasi rasa takut Anda dan menguji kemampuan Anda.

Media_http3bpblogspot_egesr

Mungkin akan menjadi persoalan teknis. Mungkin soal mengulangi running jump ke pagar tipis dan berusaha mendarat dengan sempurna 3 kali berturut-turut. 10 kali berturut-turut. 50.

Atau mungkin pada akhirnya itu akan menjadi suatu tantangan fisik. Mungkin Anda akan mengambil salah satu latihan favorit Anda dan menguji diri sendiri dan melihat seberapa jauh Anda bisa melakukannya. Lihat berapa banyak pengulangan yang dapat Anda lakukan dalam 10 menit atau berapa banyak berat badan Anda dapat diangkat setelah mendedikasikan 6 bulan latihan khusus.

Media_http3bpblogspot_mahho

Tidak masalah apa tantangannya, yang penting ialah Anda menghadapi tantangan secara teratur jika Anda benar-benar ingin menguji diri sendiri dan melihat Anda terbuat dari apa. Konfrontasi dan keinginan mengatasi tantangan adalah jantung parkour dan berdenyut lebih lambat setiap tahun di komunitas. Paparan teratur terhadap tantangan seperti inilah yang membangun dan menanamkan nilai-nilai tersebut pada orang-orang.

Hal yang tidak orang-orang sadari adalah bahwa anak yang berusia 19 tahun yang bisa melompat 18 kaki antara dua dinding setelah berlatih satu tahun  akan lebih mungkin tidak berada di sini lagi dalam beberapa tahun. Hanya beberapa orang yang bertahan lebih dari sekedar beberapa tahun dalam permainan ini, mungkin karena cedera, ketertarikkan memudar atau hambatan lain yang tak terhitung. Jadi sementara apa yang dia lakukan adalah mengesankan, ya .. apa yang Anda lakukan dalam latihan, ‘menjadi dan bertahan’, selama 10 tahun ke depan, 20 tahun … dan banyak lagi, masih kuat, masih berkembang, masih berlatih dan menikmati parkour .. jauh lebih mengesankan bagi saya. Ini adalah nilai-nilai dan tujuan yang mengesankan saya yang ada pada beberapa orang elit yang saya sebutkan sebelumnya dan ini adalah hal-hal yang tidak ingin saya lihat menghilang ketika tahun-tahun berlalu.

Jangan meminta maaf atas nilai-nilai yang Anda percayai dan yang terpenting jangan biarkan parkour untuk kehilangan jati dirinya jika Anda percaya padanya. Parkour akan berkembang dan menjadi apa yang ada di mata publik, tetapi pegang erat-erat dengan apa yang Anda anggap penting karena Anda tidak sendirian.

Jangan biarkan nilai-nilai itu mati atau generasi berikutnya mungkin tidak akan pernah melihat atau mengalami apa yang Anda lihat dan lakukan ketika Anda menemukan parkour. Biarkan tantangan dan umur panjang membentuk latihan  Anda, tujuan Anda dan motivasi Anda. Tetapkan tantangan pribadi Anda, bahkan beberapa yang mungkin mustahil, bahkan pada mereka Anda akan belajar banyak. Ingat tantangan bukanlah tantangan jika Anda tahu Anda dapat melakukannya. Dobrak diri sendiri, undang keraguan dan ketidakpercayaan seperti musuh lama dan buat mereka menjadi teman-teman Anda. Menghadapi rintangan yang tampaknya tak teratasi, sesering mungkin.. dan Anda akan tumbuh menjadi orang yang lebih kuat.

Jika Anda ingin mengulangi lompatan kecil ke dinding yang tertutupi oleh lumut untuk sepanjang hari sampai Anda bisa melakukannya dengan mata tertutup .. hey teman, Anda tidak sendirian. Saya ingin mengulangi lompatan itu dengan Anda. Tapi mari kita lakukan 50, hanya untuk memastikan. Dan satu lagi untuk orang lain yang tidak bisa bergabung dengan kita. Itu akan lebih baik bagi kita berdua ketimbang melakukan lompatan besar sementara Anda memegang kamera.

Sekarang kita adalah minoritas, tetapi bersama-sama kita masih merupakan persentase berpengaruh dari orang-orang yang mengatakan mereka berlatih parkour. Kita masih dapat membiarkan pesan kita didengar untuk semua yang datang ke parkour sekarang, dan dalam beberapa tahun ke depan.

Ini adalah Seruan Bangkit (A Call to Arms) bagi mereka masih saya mempertimbangkan untuk menjadi garda depan parkour. Saatnya sekarang. Membuat perbedaan dengan menunjukkan serta berbagi dan menjadi sisi lain dari parkour yang Anda kenal dan cintai. Sisi yang telah dilupakan sebagian selagi disiplin ini berkembang.

Media_http2bpblogspot_qjsvx

Blane

 

Tuesday, October 23, 2012

Japan Trip

Berhubung gue nggak tau musti mulai dari mana buat postingan seputar trip ber-6 ke Jepang di awal bulan Oktober 2012 kemaren, gimana kalo kita mulai dulu dari total pengeluaran gue mulai dari pesawat, kereta, bis, akomodasi, dan sightseeing selama di Negeri Matahari Terbit nan terkenal mahal segala-galanya ini? Here you go!

JapanTrip-Expense.pdf Download this file

Di catetan expense di atas, gue ngilangin detail printilan kayak beli souvenir dan sejenisnya karena tiap orang pasti kebutuhannya beda-beda. Untuk makan juga elo bisa liat dominasi onigiri sama ricebowl, karena menurut gue yang paling bersahabat buat super budget traveler ya dua makanan ini, dan dua ini juga yang jadi sahabat sejati perut gue. Lagipula tujuan gue ke Jepang utamanya bukan kuliner kok, jadi ya balik lagi ke budget elo.

Di beberapa hari ke depan gue bakal kasih gambaran untuk perkiraan berapa banyak Yen yang gue abisin buat printilan. Sambil nunggu, buat yang belom sempet ngecek kompilasi tweet rombongan #JapanTrip kemaren bisa cek langsung di Storify ini. Untuk foto-foto juga udah sempet gue upload di akun Flickr gue juga.

Tungguin update-nya ya!

Thursday, September 27, 2012

3 negara dalam 12 jam demi Legoland Malaysia

Bulan Juni kemaren, gue dapet info kalo Legoland Malaysia mulai jualan tiket early bird yang harganya Rp288K. Lumayan penghematan dibanding kalo beli online RM105 atau beli langsung di loket RM140. Tiket yang gue beli itu valid buat 1x masuk kapan aja dari 15-Sep sampe 31-Des 2012. Setelah hunting tiket pesawat murah sana sini, akhirnya dapetlah pergi 25-Sep pake AirAsia Rp289K sama pulang 26-Sep pake Jetstar S$43 atau sekitar Rp334K.

Rencana awal tadinya pengen ngampar di Changi biar nggak keluar duit nginep, tapi setelah ngecek ternyata Jetstar baru bisa checkin 3 jam sebelom, akhirnya dipilihlah buat nginep di Empire Hostel. Lokasinya nggak di tengah kota, tapi yang penting ada tempat buat tidur, gue dapet 8 bed mixed dorm yang harga semalemnya nggak nyampe Rp90K, toh yang penting tidur.

Tibalah tanggal keberangkatan, demi naik bis DAMRI yang jam 4 pagi akhirnya harus bayar taksi Rp25K padahal di argo duma Rp12K gara-gara order by phone. Pas early breakfast di 7-Eleven baru inget kalo boarding pass AirAsia sama web travel document Jetstar yang udah di-print ketinggalan. Yaudahlah, untung data-datanya udah masuk di TripIt app. Petugas counter di Indonesia juga udah melek teknologi kok.