Tuesday, December 23, 2008

Olahraga Menantang Minus Kompetisi

Monday, 22 December 2008

TELEVISI bisa menjadi pemicu buat seseorang untuk menggemari suatu hal. Dari sinilah muncul minat terhadap hobi, termasuk hobi berolahraga parkour. Hal tersebut dialami sekumpulan anak pencinta olahraga parkour.

Mereka mengaku terkesima dengan aksi akrobat para pemeran film Prancis berjudul Yamakasi. Fadli misalnya, sejak menonton film tersebut, jadi sering menghabiskan waktu menjelajah internet mencari teknik-teknik parkour dan mempraktikkannya sendiri di rumah. Serupa dengan Prabowo Sri Hayuningrat, 24, yang akrab disapa Bowo. Berbekal video tutorial parkour yang dilihatnya lewat internet, pria yang berprofesi sebagai video editor ini giat berlatih di rumah.

”Parkour olahraga yang menyenangkan sekaligus menguji mental,” ujar Bowo. Jadilah para atlet dadakan itu mendirikan Komunitas Parkour Jakarta.Komunitas yang dibentuk Juli 2007 ini mempunyai sekitar 30 anggota aktif. Satu minggu sekali mereka mengadakan latihan bersama di Gelanggang Sumantri Brojonegoro,Kuningan, Jakarta Selatan, atau Gelora Bung Karno,Senayan. Di Indonesia, selain Jakarta, parkour juga eksis di Kota Bandung, Malang, Surabaya, Purwokerto, dan Yogyakarta.

Menurut Fadli, parkour tidak terikat pada peraturan-peraturan formal. Yang berlaku hanyalah kemampuan improvisasi atau pengembangan diri.Yang menarik,parkour merupakan olahraga tanpa kompetisi. ”Sebab,kompetisi akan memunculkan persaingan dan bisa mencetuskan permusuhan,” kata Fadli. Karenanya,dalam parkour tidak ada julukan amatir atau profesional. Para praktisinya disebut traceur.Jika Fadli dan Bowo tertarik akan parkour karena menyukai filmnya, lain lagi dengan Arya Mularama.

Pria berusia 24 tahun ini mempunyai misi khusus bergabung di komunitas parkour. Rama, sapaan akrabnya, mengaku ingin menghancurkan lemak di tubuh. ”Parkour kan olahraga yang menuntut power besar. Semua otot terpakai dan harus gesit. Makanya, saya ikut sekalian untuk ngurusin badan,” papar pria yang berprofesi sebagai art director ini. Sementara anggota lain, Migo Nebukadnezar, justru berharap, dengan mengikuti parkour dapat mengurangi kebiasaannya merokok.

”Supaya napas tetap kuat selama latihan, tentunya saya harus ngurangin jatah ngerokok,” sebut Migo. Pada awalnya, Bowo mengira parkour adalah olahraga ekstrem yang menantang keberanian belaka.Tanpa berpikir panjang, lulusan D3 Jurusan Broadcasting Universitas Indonesia ini nekat melakukan gerakan di luar kemampuannya, hanya dengan modal nekat. Bowo melompatdariketinggian tiga meter, padahal dia buta sama sekali tentang cara melompat serta landing yang benar.

”Hasilnya, selama satu bulan saya enggak bisa jalan,” cerita pria yang tinggal di daerah Kelapa Dua, Depok. Olahraga ini membutuhkan teknik-teknik yang matang dan penuh pertimbangan. Karenanya,bagi anggota baru, bakal dibiasakan dulu dengan gerakan–gerakan yang mengutamakan kekuatan serta keseimbangan tubuh. Tujuannya agar tubuh mereka terbiasa dengan berbagai gerakan parkour yang memang bertumpu pada dua gerakan tersebut.

Setelah itu, barulah mereka diajarkan teknik-teknik dasar parkour. ”Jadi prosesnya bertahap dan menunjukkan peningkatandarisatugerakanke gerakan lain,”kata Bowo. Kalau sekadar lutut cedera, tubuh lecet-lecet, pergelangan kaki bengkak, ataupun tulang kering membiru gara-gara membentur tiang, itu sudah menjadi hal biasa bagi para traceur. ”Awal pertama latihan pasti otot-otot pegal semua. Namun, lama-lama juga hilang,” ujar Rama.

Selain melatih gerakan,kesempatan latihan juga digunakan sebagai ajang berbagi tips sekaligus praktik kombinasi gerakan yang diciptakan para traceur. Fadli misalnya, memodifikasi gerakan tic tacatau menendang ke arah tembok hingga berputar 360 derajat. Sementara traceur lain mencoba memadukan gerakan tic tac yang dilanjutkan dengan cat leap.

Dan jika dalam teknik vault hanya diajarkan melompat dan bertumpu pada kedua tangan sebanyak satu kali,komunitas ini mengenalkan double kong atau bertumpu pada kedua tangan sebanyak dua kali.(sri noviarni)

Source: Koran Sindo
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/198032/

Thursday, December 18, 2008

Kombinasi Nyali, Pikiran, dan Teknik

"Hanya cukup celana "jogging", sepasang sepatu lari, dan diri saya sendiri.."

Itulah perkataan David Belle sang penggagas parkour. Pakaian bebas seadanya tidak menjadi penghalang bagi siapa saja yang ingin berlatih parkour. Tempat latihan? Tak jadi masalah. Di mana pun Anda berpijak, Anda bisa melakukan parkour. Usia? Jangan khawatir, karena tidak ada batasan dalam parkour. Selama memiliki semangat dan kepercayaan diri untuk melompat, memanjat, atau berkelit, Anda diterima.

Sejak film "Yamakasi" diputar di Indonesia tahun 2003, nama parkour sebagai basic skill dari para pemeran film tersebut otomatis mencuat. Film ini juga menggugah rasa ingin tahu masyarakat yang kebanyakan anak muda untuk mengenal parkour lebih jauh. Begitu pula dengan masyarakat Kota Bandung.

Setiap Minggu mulai pukul 8.00 pagi, belasan anak muda sering kali terlihat sedang meloncati tembok-tembok di lingkungan kampus ITB. Tak perlu curiga dulu, karena sebenarnya mereka sedang berlatih kemampuan dalam ber-parkour. Sejak setahun lalu, komunitas parkour Bandung rutin jamming (latihan bersama) seminggu sekali, jika tak ingin disebut resmi berdiri.

Menurut Saska, salah seorang praktisi parkour Bandung, sejak awal sebenarnya jauh sebelum itu sudah ada beberapa orang yang berlatih parkour di ITB. "Hingga tahun 2006 sering ada yang berlatih parkour di sini (ITB) walau sekadar main-main. Hanya saja waktu itu sempat menghilang. Dan mulai berlatih serius pada Agustus 2007 meski baru delapan orang yang bergabung. Sekarang sudah ada kurang lebih 20 orang praktisi parkour aktif yang rutin jamming," katanya.

Tercatat dalam situs resminya, ada 10 kota di Indonesia yang memiliki komunitas parkour. Mereka rutin berlatih tanpa pelatih langsung. Lagi pula, istilah "pelatih" menandakan tingkatan lebih tinggi sehingga tidak sesuai dengan filosofi parkour. Oleh karena itu, yang biasa mereka lakukan adalah jamming atau berlatih bersama. Semua orang saling mengajarkan dan berbagi pengalaman. Hanya mengandalkan rekaman video dan mencari tahu lebih lanjut dari jejaring komunitas yang sama untuk kemudian dievaluasi. Ya, hanya sesederhana itu.

Komunitas parkour Bandung tidak memiliki sistem keanggotaan yang bersifat terikat. "Semuanya bebas-bebas saja. Mau berlatih atau tidak, terserah. Jika sudah lama tidak berlatih lalu tiba-tiba datang juga tidak masalah. Ayo berlatih bersama," kata Mugni Taufik yang telah bergabung dengan komunitas parkour Bandung hampir setahun lamanya.

Diakui Mugni, rata-rata setiap gerakan parkour yang mereka pelajari didapat dari internet dan literasi lainnya. Sekitar bulan Agustus lalu ada seorang traceur asal London, Inggris, datang dengan tujuan berlibur ke Bandung, namun akhirnya jamming dengan praktisi parkour Bandung di ITB. "Lumayan, jadi bisa mengetahui teknik gerakan dari orang yang tiga tahun lebih dulu bergelut dengan parkour," kata Mugni.

Mengapa harus ITB? Mugni mengatakan, karena susunan bangunan di kompleks ITB dibuat berjenjang sehingga menjadi sebuah obstacle (rintangan) yang variatif. Hal tersebut cukup penting karena dapat memperkaya pengalaman para traceur untuk mengembangkan kemampuan parkournya.

Meski gerakan parkour tidak ada standardisasi internasional, namun tetap ada beberapa teknik dasar yang menjadi benang merah. Misalnya balance (keseimbangan), cat balance (merangkak), precision jump (ketepatan melompat), underbar (berayun), dismount/swinging jump (bergelantung), tic-tac (menendang tembok lalu melompat), cat leap (mencengkram), climb up (memanjat), drop (jatuhan), serta vault (loncatan) yang terdiri dari lazy, speed, kong, dan dash. Setelah menguasai gerakan dasar, setiap orang bisa melakukan lompatan variatif gabungan.

Setelah melompat, tentu harus mendarat. Teknik pendaratan (landing) menjadi sangat krusial bagi seni olah gerak tubuh yang satu ini. Percuma bisa melompat tapi celaka ketika mendarat. Biasanya, gerakan gap jump (melompat dari suatu jarak tertentu) diakhiri roll yaitu gerakan berguling ke depan setelah melakukan lompatan. Hal ini bertujuan untuk mentransfer momentum atau energi setelah melompat

Oleh karena itu, dari awal, ketahanan fisik sangat dibutuhkan agar bisa mendarat tanpa cedera. "Setelah dipelajari, ternyata teknik mendarat tidak semudah yang dibayangkan. Harus memiliki presisi yang tepat untuk menentukan suatu titik pendaratan. Kemampuan itu harus dikuasai benar dan hanya bisa diukur oleh diri sendiri," kata Mugni.

Bagi Mugni, parkour tak sekedar olah raga di kala senggang. Ia mengatakan, parkour mampu mendorongnya untuk percaya diri dan optimistis melewati rintangan tanpa takut. "Selama berlatih parkour, saya harus melompat, memanjat, bergelantung atau bahkan cat-leap (nemplok) di dinding. Tak peduli setinggi apa pun, jika memiliki keyakinan, saya bisa melaluinya. Inilah filosofi parkour bagi saya," ujar Fadli, traceur asal Jakarta. Ia bersama beberapa rekannya sedang datang berkunjung ke Bandung atau dalam istilahnya regional jamming.

Tak sembarang orang bisa meloncati dua gedung tinggi dengan jarak sekitar 6 meter seperti dalam film "Yamakasi". Hanya traceur profesional terlatih selama belasan tahun yang diizinkan melompati gedung sejauh dan setinggi itu. Menurut Fadli, ada peraturan tak tertulis yang menyebutkan sebelum satu tahun bergelut dengan parkour, tidak boleh melompati obstacle yang lebih tinggi dari tinggi tubuh.

Memang benar, latihan dalam parkour harus bertahap. Seseorang tidak akan bisa memanjat dinding jika lengannya tidak kuat melakukan pull-up, dan tidak akan bisa melompati tembok jika paha dan kakinya belum cukup kuat berlatih squad-jump. Inilah yang disebut dilusi (pengentalan) dalam parkour. Jadi, silahkan mencoba bagi Anda yang tertarik dengan gerakan jumpalitan dalam olah raga ini. (Eva Fahas/"PR")***

Source: Pikiran Rakyat (Surat kabar terbesar di Jawa Barat)
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=48421

Komunitas "Parkour", Bukan Sekadar Loncat-loncat

Selama masih ada dinding untuk dipanjat dan tembok untuk diloncati, tangga tak perlu ada. Mungkin itulah prinsip sederhana dari parkour (baca: parkur). Cepat, tepat, hemat, dan selamat. Seluruh gerakan parkour memang dirancang seefektif dan seefisien mungkin.

Masyarakat Indonesia bisa terbilang masih awam dengan jenis olah raga yang satu ini. Bahkan definisi parkour itu sendiri belum ada yang bisa mematenkan. Apakah olah raga semacam martial art (seni bela diri) ataukah sebuah seni jenis baru. Bahkan ada pula yang menganggapnya sebuah disiplin ilmu hidup.

Bagi traceur (praktisi parkour, traceuses untuk wanita), parkour tak semata kegiatan yang menggerakkan sendi tubuh. Parkour lebih dari itu. Menurut pengakuan beberapa orang traceur, parkour mampu membimbing mereka untuk terus berpikir positif dan optimistis.

Prinsip dasarnya adalah keyakinan untuk mampu melewati setiap rintangan, karena sesederhana itu, parkour tidak membutuhkan perlengkapan khusus selain pakaian dan sepatu yang nyaman, kekuatan tubuh, serta kepercayaan diri. Tak heran jika tempat berlatih bisa dilakukan di daerah permukiman penduduk.

Dalam situs web resmi www.parkourindonesia.web.id, parkour didefinisikan sebagai seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan untuk membantu manusia bergerak dengan cepat dan efisien. Menggunakan beberapa gerakan seperti berlari, memanjat, meloncat untuk melatih kemampuan manusia untuk melewati segala bentuk rintangan di berbagai situasi dan kondisi di lingkungan urban atau rural.

Dalam sejarahnya, parkour berasal dari kata parcours du combatant yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer. Sedangkan istilah traceur adalah sebuah sebutan untuk praktisi parkour, berasal dari kata "tracer`` yang berarti cepat, mempercepat (to trace/to go fast). Seseorang bisa dikatakan traceur jika telah memahami arti, sejarah, dan filosofi parkour.

Parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh David Belle. Pria berkebangsaan Perancis itu terinspirasi dari ayahnya, Raymond Belle, seorang tentara Perancis yang akhirnya bergabung dengan sapeurs-pompiers (pemadam kebakaran militer). Menurut David, parkour dapat berguna sebagai pertahanan diri dalam keadaan tidak terduga. Saat martial art bisa disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight (bertarung), parkour merupakan suatu bentuk latihan untuk flight (kabur/meloloskan diri).

Dimulai dari Kota Lisses, David Belle bersama Sebastian Faucan, menjelajahi Perancis untuk mengenalkan parkour. Mereka sempat bertemu dengan para remaja yang tertarik dengan parkour lalu membuat sebuah grup yang dinamai "Yamakasi". Sayang, ketika Yamakasi hendak difilmkan pada tahun 2001, antara David dan Sebastian terjadi perbedaan prinsip sehingga keduanya berpisah. Selanjutnya film "Yamakasi" dibuat tanpa kehadiran mereka.

Dilatarbelakangi oleh keinginan Sebastian untuk membuat gerakan parkour terlihat lebih indah, David kemudian berbeda pandangan dengan teman masa kecilnya itu. Penambahan gerakan salto yang disisipkan dalam gerakan parcours du combatant, dinilai David sangat bertolak belakang dengan originalitas parkour. Menurut dia, gerakan salto sangat tidak efisien. Setelah berpisah, Sebastian tetap mengenalkan gayanya yang kini disebut sebagai free-running.

Pada dasarnya, prinsip parkour telah ada dalam diri masing-masing manusia. Hanya saja, masih berupa kekuatan terpendam yang perlu diasah sebelum bisa bermanfaat. Intuisi manusia memegang peranan penting ketika melakukan gerakan parkour. Di mana presisi (ketepatan) mendarat setelah melompat hanya bisa diukur oleh diri sendiri.

Perkembangan parkour dapat dibilang mengejutkan. Parkour telah dikenal luas hanya dengan melalui situs dunia maya. David Belle rupanya tidak perlu mengenalkan parkour secara langsung. Karena melalui video, film, blog (catatan harian), testimoni (kesaksian), serta interaksi jejaring para traceur telah membuat filosofi parkour melanglang buana.

Meski begitu, banyak orang awam yang melihat gerakan-gerakan parkour sebagai sesuatu yang ekstrem dan menantang bahaya. Menurut Fadli, seorang traceur asal Jakarta yang ditemui di sela jamming (berlatih bersama) di lingkungan kampus ITB, parkour bukanlah sesuatu yang ekstrem. Tidak hanya berhubungan dengan nyali, tetapi sangat berhubungan erat dengan pikiran matang, latihan fisik dan teknik yang terus menerus dilakukan. "Gerakan-gerakan yang terlihat dari video seperti yang dilakukan David Belle dan anggota Yamakasi merupakan hasil dari sebuah latihan panjang selama belasan tahun," katanya.

Berdasarkan catatan Dave Sedgley, seorang traceur dalam situs web parkour.net, orang terkadang menganggap lebih kemampuan dirinya. Seringkali, orang yang sembrono atau terlalu nekat seperti itu, tidak memperhitungkan risiko sehingga mendapat cedera yang serius. Di dunia parkour, sikap terbaik adalah menggabungkan badan dan jiwa, kekuatan dan pengendalian. Akan sangat aneh jika bermaksud "mencari kebebasan" (dalam parkour), tapi akhirnya patah tulang dan duduk di kursi roda.

Dekan Fakultas Pendidikan Keolahragaan dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Amung Ma`mun menilai, tak salah jika parkour disenangi kaum muda. Dengan segala gerakannya yang lincah dan berenergi, disebutkan Amung, sangat pas bagi generasi muda karena masih memiliki kemampuan dasar yang bagus walau sebetulnya praktisi parkour tak mengenal usia.

"Saya rasa, parkour bisa dikategorikan sebagai olah raga meski belum berupa sebuah cabang olah raga. Pada intinya, olah raga itu bergerak dan melatih keterampilan. Dan menurut saya, komunitas parkour adalah sebuah tempat yang baik untuk menyalurkan energi dan bersosialisasi," katanya.

Ia memprediksikan parkour akan semakin berkembang karena banyaknya peminat. Amung juga menyatakan olah raga ini tidak seekstrem yang terlihat. "Perlu kehati-hatian ketika melakukannya. Jangan sembarangan melompat, dan lakukan seluruh gerakan secara terkendali disertai kematangan berpikir akan resiko cederanya," ujar Amung.

Kesederhanaan lain dari parkour yaitu ketiadaan tingkatan di antara traceur. Sejak awal David Belle menolak adanya kompetisi dalam parkour. Menurut dia, kompetisi bisa membuat seseorang merasa lebih baik dari yang lainnya. Padahal parkour tidak ditujukan untuk mengalahkan orang lain.

Mengenai hal ini, sebuah kampanye datang dari beberapa praktisi parkour. Mereka menentang keras adanya kompetisi dan rivalitas di dalam parkour yang mengutamakan kebebasan. Kompetisi juga disebutkan hanya akan mendorong seseorang untuk mengalahkan orang lain yang disaksikan oleh penonton atau hanya akan menambah keuntungan oleh beberapa korporasi yang hanya mengambil keuntungan dari parkour.

Lebih lanjut lagi, parkour adalah cara hidup dan cara belajar untuk menguasai kemampuan diri agar terus berkembang ke level fisik yang lebih sehat. Seperti yang dikatakan David Belle, "Sewaktu berlari, saya akan menentukan suatu lokasi sebagai objek. Lalu berkata pada diri sendiri, saya akan pergi dan langsung menuju ke situ secepat mungkin. Tak ada halangan yang akan menghentikan saya." (Eva Fahas/"PR")***

Source: Pikiran Rakyat (Surat kabar terbesar di Jawa Barat)
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=48427

Parkour: Bukan Olahraga Ekstrem

Ekstrem! Itu pasti yang terlintas di benak sebagian besar orang yang baru pertama kali melihat parkour. Benar memang, apa yang dilakukan kami akan memicu kelenjar adrenalin, tapi bukan itu yang ingin kami raih dari parkour. Bagi kami, parkour itu lebih ditujukan untuk kepuasan terhadap diri sendiri.

Apa yang membuat kami berbeda dari kegiatan ekstrem lainnya adalah kami selalu berusaha berlatih secara aman karena kami tidak dibayang-bayangi harapan mendapat penghargaan dari orang lain atas pencapaian yang diraih. Penghargaan yang kami dapat hanya berasal dari diri kami masing-masing, setiap traceur tentu sudah mengerti, push your body to the limit, but don't push it over the limit. Semua yang kami lakukan didasarkan pada latihan bertahap dan berulang-ulang.

Latar belakang seseorang berlatih parkour dapat dilihat saat sesi latihan bersama. Seseorang yang berlatih parkour dengan benar akan memulai latihannya dari gerakan-gerakan yang sederhana dan perlahan-lahan meningkat. Kebalikannya, seseorang yang menganggap parkour olahraga ekstrem akan berusaha menguasai suatu gerakan tanpa menghiraukan gerakan-gerakan dasar yang sebetulnya harus dikuasai terlebih dahulu.

Dengan kata lain, bagaimana seseorang bisa melompat apabila ia tidak dapat mendarat dengan benar. Parkour tidak menuntut kemampuan seseorang memperagakan suatu keahlian tunggal, tapi menuntut kemampuan seseorang untuk bergerak secara fluid, halus sesuai dengan rintangan yang dihadapi.

Memang agak sulit untuk menjelaskan kepada orang lain mengapa parkour tidak disebut sebagai olahraga ekstrem. Pasalnya, media kebanyakan langsung menggambarkan parkour dengan gerakan-gerakan advance tanpa menyinggung filosofi dan fundamental dari parkour itu sendiri.
Bisa jadi, dengan menampilkan gerakan-gerakan tersebut, content media tersebut dapat lebih dijual. Namun, kami, para traceurs, meyakini bahwa parkour hanya akan menjadi sesuatu kegiatan yang easy come easy go sehingga cepat dilupakan orang. Lain halnya apabila parkour diperkenalkan melalui kupasan filosofi parkour beserta metode latihan yang benar. Cara itu mungkin hanya akan menarik minat dari beberapa orang, tapi orang-orang tersebut akan berlatih dalam arah yang benar.

PK.Jakarta.Training.10.08.08-6383
Parkour Jakarta Jamming Session at Gelora Bung Karno

Banyak orang awam yang melihat video-video parkour mulai beranggapan bahwa parkour adalah olahraga ekstrem. Menggolongkannya dengan olahraga seperti skate board. Karena itu, banyak orang yang nekat melakukan gerakan-gerakan berbahaya yang akhirnya berakibat pada cedera serius. Padahal, parkour tak hanya berhubungan dengan nyali, tapi juga sangat berhubungan erat dengan pikiran matang, latihan fisik dan teknik yang terus-menerus dilakukan.

Contohnya, beberapa teman-teman pelajar di Palangkaraya yang mencoba berlatih parkour tanpa pemahaman yang baik tentang latihan fundamental dan dasar-dasar dari parkour. Alhasil, banyak dari mereka yang cedera dan akhirnya menghambat proses latihan mereka disebabkan cedera tersebut.

Parkour bukanlah untuk aksi stuntman. Parkour adalah untuk mereka yang peduli dengan diri mereka untuk menjadi kuat dan gesit sehingga kekuatannya bisa digunakan untuk membantu orang lain.

Apa yang dilakukan para anggota Yamakasi, David Belle, dan para original traceurs di luar sana di beberapa video dan film, merupakan suatu hasil dari latihan keras selama belasan tahun. Para praktisi baru yang membuat loncatan besar, teknik yang megah, besar, susah, dan panjang telah menyalakan sumbu yang akan terbakar habis sebelum mereka inginkan.
Ini karena tubuh mereka belum siap dengan apa yang mereka lakukan. Apakah efek samping dari 3,6 meter cat leap kalau bahunya belum mengalami 10.000 kali loncatan yang lebih kecil? Apakah efek samping dari lompat ke bawah dari ketinggian 4,5 m ke beton kalau kakinya belum pernah mengalami 10.000 drop dari 1,5 m? Waktu akan menjawabnya.

Traceurs terbaik di dunia bukan karena keturunan dari leluhur atau gila untuk mencoba segala hal yang baru sewaktu mereka muda. Mereka adalah yang terbaik dan terkuat karena mereka berkembang dengan bertahap. Mereka membangun lapisan demi lapisan tameng di tubuh mereka selama bertahun-tahun. Mengulangi gerakan-gerakan beribu-ribu kali dan tak terburu-buru menjalani proses tersebut.

Parkour itu rendah hati, sabar, dan seni disiplin yang berlangsung seumur hidup sekaligus sikap moderasi, tak berlebihan. Anda ingin coba? M-5

Oleh: Daniel Giovanni (Parkour Indonesia)
Source: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTAyMDE=

Fakta: Parkour, Seni dan Disiplin

Pernah lihat tayangan iklan yang memperlihatkan orang meloncati dinding hingga genting dengan lincah, ringan, dan presisi yang tepat? Itulah parkour, metode latihan disiplin dan seni berpindah tempat yang berasal dari Prancis. Parkour berarti bergerak atau berpindah tempat seefisien dan secepat mungkin dengan menggunakan prinsip keindahan bergerak sekaligus diimbangi kemampuan tubuh manusia itu sendiri.

Parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria Prancis, David Belle. Namun, sebelum Belle menemukan seni tersebut, ada seorang pelaut Prancis pada abad 19 bernama Georges Hebert yang mengembangkan metode latihan yang mampu mengeluarkan energi manusia yang tersembunyi dalam tubuhnya. Hebert terinspirasi oleh suku di Afrika yang memiliki kemampuan atletik dan gimnastik. Ternyata, yang bisa membuat suku tersebut kuat adalah lingkungan sekitarnya yang telah melatih mereka dengan sendirinya selama bertahun-tahun.

Akhirnya, Hebert menciptakan sebuah latihan yang diberi nama methode naturalle yang terkenal dengan moto 'etre fort pour etre utile' atau 'to be strong, to be useful'.
Latihan ini meliputi sepuluh gerakan dasar yaitu walking, running, jumping, swinging, quapedral movement, balancing, throwing, lifting, climbing, dan swimming. Metode itulah yang akhirnya dipakai para tentara Prancis di perang Vietnam. Salah satu yang mendalami latihan itu adalah Raymond Belle, ayah David Belle itu sendiri.

Setelah pensiun dan bergabung di sapeurs-pompiers atau pemadam kebakaran militer, Raymond sering kali menggunakan kemampuan atletik dan gimnastiknya tersebut untuk menolong orang lain. Untuk itu, ia pun mendapatkan penghargaan keberanian dari unit pemadam kebakaran di Prancis. Itu menginspirasi sang anak, David Belle.

Lahir di tengah keluarga pemadam kebakaran membuat David terinspirasi dengan cerita-cerita kepahlawanan. Saat berumur 16 tahun, David memutuskan untuk meninggalkan sekolah. Raymond memperkenalkan pada anaknya tentang sebuah latihan halang rintang dan metode natural yang akhirnya dikenal dengan nama parkour. Diambil dari kata parcours du combatant atau latihan halang rintang untuk militer.

Menurut David, parkour dapat berguna sebagai alat bela diri dalam keadaan tidak terduga. Jika martial art disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight atau bertarung, parkour merupakan latihan untuk flight alias 'kabur'. David Belle membungkus pola latihan militer dengan methode naturalle karya Georges Hebert, menjadikannya sebuah seni dan kedisiplinan yang penuh filosofi dalam kemasan parkour. Ia pun mulai menyebarkannya ke seluruh dunia.

Parkour di Indonesia

Seni disiplin ini akhirnya merambah ke Indonesia sejak munculnya film Yamakasi dan B13 pada 2003 dan 2004. Saat itu, banyak anak muda mulai mencari informasi tentang kegiatan yang ada di kedua film tersebut. Akhirnya mereka menemukan kata parkour melalui internet dan video-video latihannya. Beberapa dari mereka bergabung dengan forum internasional, situs Parkour.net.


Screenshot dari Forum Parkour Indonesia

Beberapa anggota asal Indonesia dari Parkour.net tersebut akhirnya sepakat untuk membuat forum parkour sendiri dengan bahasa Indonesia. Untuk itu, terbentuklah sebuah komunitas dengan nama Parkour Indonesia pada 17 Juli 2007. Saat ini komunitas mulai menyebar ke seluruh pelosok Indonesia melalui www.parkourindonesia.web.id.
Saat ini, anggota dari Parkour Indonesia sudah mencapai 427 orang, tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Denpasar, Mataram, Makasar, Samarinda, Bandar Lampung, dan Medan. Kegiatan yang sering kami adakan, pelatihan rutin yang terorganisasi di setiap kota dan coaching clinic bagi mereka yang ingin belajar tentang parkour.

Nilai-nilai

Tujuan dan inti parkour itu sendiri adalah kemampuan menghadapi semua rintangan atau obstacles di sepanjang trek yang kita lalui, baik itu di alam maupun perkotaan, menggunakan beberapa gerakan yang istimewa dan indah. Mengombinasikan beberapa gerakan yang mengalir dan kontrol yang penuh. Parkour juga mengandung pembelajaran yang positif untuk diri sendiri. Menjawab tantangan untuk melawan rasa takut dari diri kita sendiri. Karena kadang kala setiap rintangan yang akan kita lalui tak seperti yang kita bayangkan.

Kita dapat belajar mengatasi semua masalah. Dengan memakai prinsip dari parkour, kita akan berusaha melewati rintangan dengan indah dan penuh kontrol. Hal itu berdampak positif saat kita melihat masalah dalam kehidupan keseharian seperti masalah keluarga, karier, dan cinta. Kita dapat belajar untuk melihat masalah sebagai sebuah rintangan yang harus dilalui. Kita belajar memecahkan masalah yang kita hadapi dengan efektif dan efisien juga menaklukkan rasa takut, bangkit dari kegagalan, berpikir moderasi, tak berlebihan, melatih kesabaran, adaptif, kreatif, respek pada diri sendiri, serta mengekspresikan kebebasan tanpa melanggar peraturan.
Parkour mempunyai semangat antikompetisi. Praktisi parkour dunia menentang keras kompetisi dan rivalitas dalam parkour. Kompetisi tak sesuai dengan filosofi dan nilai moral parkour yang mengutamakan kebebasan. Kompetisi hanya akan mendorong seseorang mengalahkan orang lain, disaksikan oleh penonton atau hanya akan menambah keuntungan korporasi yang mengambil keuntungan. Latihan parkour bukan ditujukan untuk melawan atau mengalahkan orang lain. Bila tertarik, kunjungi www.parkourindonesia.web.id. M-5

Oleh: Muhamad Fadli (Parkour Indonesia)
Source: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTAyMDI=

Seandainya Aku Menpora: Berlatih Rintangan, Agar Kuat dan Berguna

Seandainya saya menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, saya akan ikut menyosialisasikan parkour ke masyarakat luas dan para pemuda. Untuk itu, tidak akan menjadi hal yang aneh dan janggal ketika melihat beberapa teman-teman traceurs sedang latihan. Memang parkour tidak memiliki kompetisi yang akan membawa keuntungan bagi para pihak-pihak sponsor olahraga, namun parkour dapat melatih kedisiplinan bagi setiap praktisinya yang akan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Beberapa masyarakat yang melihat para traceurs saat sedang berlatih, terkesan mencemoohkan dan menganggap apa yang kami lakukan adalah sebuah kebodohan dan kegilaan semata. parkour bukanlah sebuah kegilaan semata. Metode latihan kami adalah metode latihan untuk membuat seseorang menghargai dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Parkour dapat membuat seseorang lebih sehat, lebih gesit, tangkas, serta menjadi orang-orang yang memiliki tingkat daya tahan lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang jarang olahraga. Hal itulah yang harus menjadi bahan pertimbangan Departemen Pemuda dan Olahraga dalam menyosialisasikan kegiatan kami untuk menghapus stigma buruk.

Selain itu, saya akan memberikan fasilitas perizinan kegiatan sehingga tidak ada lagi insiden pengusiran oleh pihak keamanan yang menganggap apa yang kami lakukan adalah vandalisme. Kami menghormati para pihak sekuriti karena mereka bagian dari lingkungan. Alasan mereka mengusir kami memang masuk akal, mereka memang hanya menjalankan tugas. Untuk itu, fasilitas perizinan latihan di lokasi sangat penting. tentunya, para praktisi juga mesti menghormati lingkungan dan tak melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Hal lain yang bisa saya lakukan sebagai Menpora adalah membuatkan parkour playground, kawasan khusus parkour yang berisi beberapa halang rintang. Para penikmat parkour dapat memiliki wahana tersendiri sehingga bisa berlatih tanpa mendapatkan pandangan negatif orang lain. Pada hakikatnya, latihan parkour memang bisa dilakukan di mana saja karena semua lingkungan bisa menjadi tempat latihan terbaik parkour, entah itu di perkotaan, lingkungan rumah, hutan, pegunungan, pantai, dan lingkungan lainnya. Namun alangkah sangat menyenangkan bila parkour memiliki wahana kecil yang dirancang sedemikian rupa sehingga semua metode dan teknik latihan parkour bisa terpenuhi. Para praktisi pun jadi kian kreatif dan mempunyai tempat latihan yang lebih aman dan nyaman buat semua orang.

PK.Jakarta.Training.10.08.08-6443
Parkour Jakarta Jamming Session at Gelora Bung Karno

Tidak ada salahnya bila Menpora juga memasukkan kegiatan parkour sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan kampus. Bahkan, kalau mungkin masuk sebagai pelajaran wajib olahraga. Walaupun parkour bukanlah bentuk olahraga karena lebih ke arah seni, namun disiplin serta filosofi di dalam parkour dapat berdampak sangat positif bagi kepribadian seseorang. Bahkan sebagian praktisi, bisa menjadikannya sebagai jalan hidup.

Hal itu pernah dilakukan di sebuah kota di Inggris, yang menjadikan parkour bentuk latihan ekstrakurikuler selain kegiatan sekolah. Hal itu tentunya akan sangat berdampak positif buat para anak muda saat menyalurkan energinya. Selain itu, kegiatan parkour tentu sangat menyenangkan, membuat suasana ceria. Walaupun menyenangkan, parkour merupakan bentuk disiplin, bukan permainan.

Mengapa parkour layak mendapat semua fasilitas itu? Karena kami sebagai traceur menganggap tempat atau halang rintang sebagai 'tempat bermain' yang berharga. Karena itu, secara sadar, kami tidak akan melakukan perusakan terhadap tempat itu. Safety first adalah prinsip gerakan kami.

Masa muda merupakan saat berbagai macam kultur dan pengaruh merasuki jiwa labil pemuda. Mereka memiliki semangat meluap-luap, ingin mengekspresikan kreativitas. Hal tersebut perlu disalurkan dengan baik sehingga tak salah kaprah memilih kegiatan.

Parkour energik, gesit, indah, dan lembut. Bukanlah sesuatu yang membahayakan. Metode latihan yang dimiliki dapat mengeluarkan energi tersembunyi dari tubuh manusia yang selama ini tidak disadari. Hal itulah yang perlu didukung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Dengan melihat perkembangan parkour di Inggris yang begitu meledak, sangat mungkin andai-andai semacam di atas hanya menunggu waktu untuk terealisasikan. Sebagai contoh, diadakannya berbagai lokakarya parkour di SD, SMP, dan SMA secara rutin dapat mengurangi tingkat kriminalitas anak muda Inggris.

Memang ini baru berandai-andai saja, tapi hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para masyarakat khususnya petinggi pemerintahan untuk melihat parkour sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat. Kami tidak melakukan sesuatu permainan yang bodoh atau justru keren dan hebat. Kami juga tidak melanggar peraturan negara, agama, dan masyarakat. Ini adalah bentuk tanggung jawab untuk menjalani hidup yang penuh halang rintang agar kami berguna buat diri juga orang-orang di sekitar kami.

Oleh: Luthfi Rifa'i (Parkour Indonesia)
Source: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTAyMDU=

Kekuatan Jiwa Melampaui Keterbatasan Raga

Satu pertanyaan mendasar dan cukup menarik sebagai seseorang yang mencoba memahami dan melatih parkour adalah untuk apa kamu melakukan latihan parkour?

Parkour, yang dipahami sebagai seni berpindah tempat, populer di Indonesia melalui film Prancis, Yamakasi. Aksi yang dipertontonkan film tersebut yakni kemampuan orang melompat antargedung atau aksi memanjat tembok dan pagar.

Pertanyaan tersebut mengacu kepada manfaat apa saja yang didapat dari aktivitas parkour. Jawabannya, untuk menjadi kuat dan berguna. To be strong, to be useful. Itulah filosofi parkour. Kuat secara fisik atau raga maupun mental alias jiwa.

Pelatihan rutin akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Latihannya, berupa kegiatan yang semua orang dapat melakukannya, seperti lari, lompat, dan memanjat. Namun, mungkin dengan tambahan variasi dari gerakan dasar tersebut.

Untuk itu, dapat dipahami, parkour merupakan aktivitas yang pada dasarnya dapat dilakukan semua orang, dari berbagai kalangan, rentang usia, juga bentuk tubuh. Latihan fisik rutin akan membuat tubuh kuat dan bugar. Disiplin diri untuk terus berlatih juga dapat membentuk pola hidup sehat karena parkour juga mencakup kebutuhan nutrisi.

Kuat secara mental juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dengan berlatih parkour . Melalui disiplin, parkour mengajarkan kesabaran dan keberanian menghadapi tantangan dan ketakutan.

Sekilas, latihan parkour, hanyalah aktivitas fisik. Padahal parkour juga meliputi aktivitas mental ataupun pikiran. Bahkan ada beberapa traceurs yang mengatakan inti parkour adalah keadaan pikiran alias state of mind.

ParkourJakarta-4905
Kevin Kendaru (traceur Inggris) mengeksekusi gap jump di halaman samping Tennis Indoor Senayan

Sebuah contoh sederhana, ketika seseorang ingin melakukan lompatan besar dengan gambaran jarak lompatan 2 meter pada ketinggian 1 meter. Sederhananya, semua orang dapat melakukan lompatan. Namun, ketika dihadapkan dengan situasi tersebut, belum tentu semua orang akan yakin dan mampu melakukannya. Penyebabnya, ragu atau takut.

Tujuan utama latihan parkour bukan untuk mengajak orang melompat dengan ketinggian 1 meter, melainkan melatih mengatasi tantangan tersebut. Tantangan atau obstacles harus dihadapi dengan disiplin, sabar, dan bertahap serta mengutamakan keselamatan. Lompatan 2 meter tersebut harus dimulai dengan latihan melompat bertahap dari jarak 50 cm, 1 meter, dan seterusnya.

Latihan dasar akan membentuk keberanian karena sudah merasa yakin dan percaya diri hasil dari latihan yang dijalankan sebelumnya. Disiplin itu juga mengembangkan mental seseorang untuk menghadapi ketakutan atau keraguan. Jika kita mampu bersabar dan mengikis secara bertahap persoalan dan tantangan yang sedang dihadapi, dengan sendirinya mental seseorang berkembang. Bila sudah menjadi rutinitas atau disiplin dalam keseharian, manfaat yang didapatkan tak hanya sebatas kemampuan fisik, tapi juga mencakup mental. Hal tersebut sejalan dengan slogan jiwa yang sehat ada dalam raga yang sehat.

Walaupun dinyatakan sebagai suatu bentuk aktivitas antikompetisi, terdapat satu kompetisi yang paling mendasar dan tidak akan pernah berakhir dalam seni ini, yaitu kompetisi dengan diri sendiri.

Kemampuan fisik yang kuat, cepat, dan gesit dapat digunakan untuk membantu dalam situasi darurat. Paling sederhana, menyelamatkan jiwa dalam situasi kebakaran, mencari jalan keluar ketika terjebak dalam lift, membantu mengangkat barang belanjaan seorang ibu, ataupun mengambilkan balon yang tersangkut milik seorang anak kecil, itu semua berdasarkan pengalaman nyata.

Manfaat parkour bagi orang lain juga terkait dengan kebiasaan mencari jalan menghadapi rintangan, terbentuk pola pikir yang kreatif dalam menghadapi persoalan kehidupan. Traceur dapat menceritakan bagaimana ia menghadapi dan mengatasi ketakutan, semangat untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Parkour secara utuh dapat memberikan manfaat yang besar tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain. Kuat sekaligus berguna.M-5

Oleh: Roni Sambiangga (Parkour Indonesia)
Source: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTAyMDQ=

Wednesday, December 10, 2008

The Women of Parkour - NYTimes.com/video

Nah, akhirnya ada video lagi di Youtube yang nunjukin kalo Parkour bukan cuma buat cowo2 doank.. Allrite ladies, ada yang berminat ber-Parkour bersama? :)

Friday, December 5, 2008

Mario Kart Love Song (Original)

ada video keren nih di youtube,
liriknya lucu juga, yang pernah maen mario kart pasti ngerti.. :D

Wednesday, December 3, 2008

Check out KLM - Fill a Plane - Promote your plane

Hi,

I want you to take a look at : KLM - Fill a Plane - Promote your plan

----------------------

Lumayan, kalo dapet bisa ke Amsterdam gratis.. :D