Saturday, April 4, 2009

Koran Republika: Serunya Beraksi Parkour

Sabtu, 04 April 2009 pukul 21:00:00
Serunya Beraksi Parkour


Film Yamakasi memang dibuat pada 2001, namun demamnya masih terasa hingga saat ini.


"Awalnya aku tahu tentang parkour ini tidak sengaja," ujar Cahaya Cita Putri. Siswi SMA 71 Jakarta ini sudah menekuni parkour sejak Januari 2009.

Jauh sebelum dia memulai latihan dengan teman-temannya, dia pernah melihat video aksi David Belle di Youtube. "Sebenarnya waktu itu iseng mau cari penyanyi, tapi malah yang keluar tentang parkour," ujar Caca --panggilan akrab Cahaya.

Sejak saat itulah Caca mulai menyukai parkour (baca: parkur). Dia juga sempat membaca artikel tentang parkour dan juga menonton film Yamakasi. Meski tertarik, Caca masih urung untuk ikut bergabung dalam Komunitas Parkour Jakarta. "Aku pikir waktu itu nggak ada cewek-nya," ungkapnya.

Namun, sebuah informasi sampai padanya bahwa, perempuan juga ada yang ikut berlatih parkour. Ia pun segera menjajal berlatih yang kemudian berlanjut hingga saat ini.

Perkembangan dan perkenalan dengan parkour memang lebih banyak karena akses ke internet yang semakin mudah. Seperti halnya Caca, Astri Chairina juga mengetahui parkour melalui Youtube. Dalam situs itu dia melihat beberapa cuplikan adegan orang-orang yang melompat dari satu gedung ke gedung yang lain. Merasa semakin tertarik, Astri kemudian mencari di Google untuk menemukan segala informasi tentang parkour di Indonesia. "Akhirnya aku bisa lihat forum Parkour Indonesia di internet," ujar Astri.

Filosofi dari parkour untuk tidak takut mengahadi rintangan membuat Astri semakin tertarik untuk bergabung. Hingga akhirnya pada Oktober 2008, dia mulai berlatih bersama dengan para traceur (sebutan untuk pelatih parkour laki-laki) di Senayan. Bahkan, meski dia adalah cewek, orangtuanya tidak melarang. "Malahan, kata papa, kalau dia masih muda juga mau ikutan," kata siswi SMA Al Azhar 2 Pejaten. kim


Menjadi Kuat untuk Berguna

Aksi melompat dari satu gedung ke gedung yang lain atau melewati berbagai rintangan sulit sambil terus bergerak, telah menjadi pilihan aksi yang menarik bagi remaja. Aksi melompat itu, disebut parkour.

Film Yamakasi merupakan cikal-bakal meluasnya parkour (baca: parkur) yang diciptakan David Belle dan Sebastian Foucan. Yamakasi adalah nama kelompok yang dibentuk oleh dua orang itu.

Namun, karena perbedaan pandangan tentang konsep parkour, David Belle memilih keluar. Dia justru mulai berkeliling dunia untuk mengenalkan aksi lompat-lompatan itu. Hingga akhirnya semangat parkour, etre fort pour eter utile (menjadi kuat untuk menjadi berguna), sampai ke Indonesia. Sampai pertengahan 2007, beberapa remaja di Jakarta mulai berlatih parkour, dan bertahan sampai saat ini.

Ketika pertama kali berlatih parkour pada Juli 2008, selama satu minggu Abdurrahman Rusydi, kesulitan bergerak. "Wah paha sakit semua, nyiksa," ujar mahasiswa semester II Universitas Negeri Jakarta itu.

Selama satu minggu itu rasa nyeri harus selalu dia tahan hingga akhirnya dia mulai terbiasa dengan segala latihan. Hasilnya, saat ini dari yang hanya berlatih sekenanya, Rusydi semakin serius mendalami parkour karena mampu memberikan fisik yang sehat dan juga stamina yang tidak mudah menguap.

"Apalagi, jarak rumahku ke kampus yang jauh sekitar 25 kilo. Kalau nggak terlatih staminanya, naik motor pulang pergi bisa langsung capek banget," ungkap Rusydi yang tinggal di Depok, dan berkuliah di Rawamangun, Jakarta Timur.

Rasa nyeri pada awal latihan yang kemudian tergantikan dengan fisik yang lebih prima juga dialami oleh Caca dan Astri. Saat pertama kali berlatih mereka bahkan kesulitan menaiki tangga sekolahnya. "Aku sekarang nggak mudah capek," kata Caca. "Kalau mau ambil nilai olahraga untuk lari sekarang jauh lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu refleks juga lebih bagus. Pokoknya badan jadi ringan," lanjutnya.

Selain terlatih secara fisik, mereka juga mendapatkan bentuk pelatihan mental yang berguna. Parkour mengajarkan untuk dapat mengatasi segala macam rintangan yang ada di depan. Bagi Caca, Astri, atau Rusydi, parkour membuat mereka lebih berani dan percaya diri dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dalam hidup. Dalam olahraga ini, seseorang dilatih untuk menekan rasa takutnya.

Bayangkan saja jika seseorang diminta melompat dari satu palang besi ke palang besi lain yang jaraknya lebih dari satu meter, atau melompat dari ketinggian. Rasa berani yang semakin lama semakin terlatih itu akhirnya bisa digunakan dalam kehidupan sesungguhnya. kim


Berlatih Secara Aman

Tidak jarang Rusydi terantuk batangan besi ketika berlatih parkour. Salah satunya ketika dia sedang mempertunjukkan keahliannya bersama teman-temannya di sebuah acara. Saat itu dia harus menaiki palang-palang besi, tapi malang, kakinya terpeleset dan tulang keringnya membentur palang tersebut.

Caca juga pernah mengalami sedikit cedera ketika berlatih. Bahunya terasa sangat nyeri karena posisi bergulingnya yang kurang tepat. "Awalnya lari, tapi sewaktu lompat jadi ragu-ragu, makanya pas landing posisinya salah," ujarnya.

Muhammad Fadli sudah dua tahun ini berlatih parkour. Menurut dia, bagi remaja yang baru pertama kali berlatih sebaiknya memperhatikan hal-hal dasar agar saat latihan tidak terjadi risiko cedera. "Bagi pemula, untuk memulai parkour itu dibutuhkan kesabaran. Jangan langsung berharap seperti yang ditonton di internet atau di film. Semua membutuhkan proses yang panjang," ujar Fadli.

Pertama-tama sebelum memulai latihan sebaiknya melakukan latihan fisik yang benar. Latihan itu meliputi lari, push up, pull up, atau sit up. "Tujuannya untuk mengondisikan badan," kata Fadli.

Beberapa gerakan parkour memang membutuhkan kekuatan tangan, perut, dan kaki. Setelah badan sudah panas, sebaiknya mulai berlatih dengan gerakan-gerakan dasar, seperti landing, rolling, ketepatan melompat, dan keseimbangan. Ketika semua itu sudah terlatih dan dikuasai, maka seterusnya hanya menggunakan dasar itu untuk melewati berbagai rintangan seperti tembok itnggi, palang besi, atau sebatang kayu yang melintang.

Tapi, perlu diingat bahwa saat berlatih parkour, sebaiknya jangan terlalu percaya diri. Menurut Fadli, seseorang harus mampu mengontrol dirinya terhadap tantangan yang dihadapi. Jika merasa belum siap, jangan mencoba melakukan trik berbahaya, karena bisa berujung pada cedera serius. "Saat melompat biasanya pikiran bisa berubah sehingga jadi ragu-ragu dan akhirnya jatuh," ujarnya.

Itulah sebabnya setipa traceur harus sadar bahwa mereka mempunyai tangan dan kaki yang harus di jaga agar tidak cedera. kim


Source: http://republika.co.id/koran/0/41979/Serunya_Beraksi_Parkour

No comments: