Thursday, May 13, 2010

hari ini, 12 tahun silam, dari kicauan @ndorokakung. #Mei98

*Harusnya postingan ini diturunkan tanggal 13 Mei 2010 jam 00.18. Tepat 24 jam setelah tweet pertama @ndorokakung tentang apa yang terjadi di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998 (dari pandangan ndoro sendiri). Namun ternyata saya lupa post dan masih nyungsep di draft Gmail. Tanpa menunda-nunda lagi, selamat membaca kompilasi #Mei98 ini. Never forget, never again!*

hari ini, 12 tahun silam,

jakarta mulai mendidih
kekalutan bersemayam di pojok-pojok jakarta
jakarta dilanda ketidakpastian
orang-orang itu disiapkan di balik bedeng-bedeng di sebuah lahan kosong
peta jakarta digelar di atas meja, dengan notkah merah di sana-sini, dan satu komando!
kode-kode dihapalkan, wilayah-wilayah dibagikan
sebuah plot dibeberkan, dalam senyap. tanpa senyum.
markas itu mendadak sibuk. orang hilir-mudik. wajah tegang
telegram-telegram berseliweran, sandi-sandi bertebaran. kebingungan!
angka-angka dihitung. jakarta adalah kunci!
orang-orang itu mulai bergerak dari titik-titik konsentrasi
atribut dan seragam mulai ditanggalkan
sejumlah perempuan nyenyak dalam tidur, tanpa mimpi. di luar sana, para serigala mulai berkeliaran
orang-orang berkumpul. di sana-sini. dalam gelap
mendung menggulung jakarta. tapi siang begitu lengas dalam ingatanku
orang-orang itu menghitung kekuatan, posisi, dan peluang. perjudian dengan waktu
metrotv masih jadi lapangan tanah merah ... :D
lobi-lobi kian intensif. di jalanan, orang makin kencang berteriak
beberapa teman wartawan mulai takut pulang malam
wartawan tak sulit cari berita. semua kejadian adalah berita. tragedi
seorang wartawan yang sudah pulang balik lagi ke kantor. "lihat jalan, ngeri," katanya
dari kantor kedoya sayup-sayup terdengar gemuruh panser melintas tol kebonjeruk pada dinihari
rumor dan kecemasan sama seringnya berdatangan
telepon berdering tanpa henti, tiap menit ada konperensi pers
banyak hal berubah cepat. dalam hitungan menit. satu hal yang menetap: kebingungan

hari ini aku mengenang setiap kejadian 12 tahun silam dengan kegundahan, kengerian, dan kecemasan yang sama. bye!

kulihat asap membubung di atas langit jakarta. siang begitu panas. kabar dr lapangan: anak trisakti ditembak mati
bukan hanya siang yang membakar jakarta, tapi juga peluru dan api di perempatan grogol
anak trisakti berlarian dikejar pentungan dan peluru
serombongan orang berseragam hitam di jalan layang grogol berhenti, lalu membidikkan senjata ke arah trisakti
peluru-peluru tajam berdesing-desing mencari korban. darah!
untuk pertama kali aku mengenal istilah senapan styer
jakarta robek berdarah
layar televisi menayangkan kekacauan di trisakti dan perempatan grogol
televisi dihiasi wajah-wajah mahasiswa yang meraung dan meratap kebingungan melihat temannya berkubang darah
amuk massa dimulai
semua telepon menanyakan hal yg sama: kamu di mana, kamu nggak apa-apa kan?
aku memutari kawasan jakarta barat di dinhari. dicegat warga, diminta balik arah. penjarahan dimulai
belum semua warga Jakarta sadar sepenuhnya ttg apa yg tengah terjadi, informasi sepotong-sepotong, membingungkan
semua wartawan datang dg segepok cerita ttg amuk, kerusuhan, darah: chaos!
poros senayan-cendana memanas, kasak-kusuk jalan terus
di gardu2 ronda orang bertukar cerita ttg kekerasan yg dialami atau dilihat sepanjang siang
pertama kali melihat penjarahan di kawasan rawa buaya, jak-bar. Serombongan orang menjebol toko sembako
dan Jakarta pun tak sama lagi...*bersambung*

Posted via email from Me featuring The World

1 comment:

Unknown said...

*thumbs up for arranging those tweets into this post